Karaeng Tumapakrisi Kallonna adalah anak dari Raja Gowa ke-7, Batara Gowa, dan ibunya bernama I Rejasi. Naik tahta sebagai Raja Gowa ke-9 (1511-1546) menggantikan saudaranya Raja Gowa ke-8, I Pakeretau Tunijallok ri Pasukki’ yang lain ibu [anak dari Karaenga Makeboka].
Dialah yang menjadi peletak dasar pertama penataan pemerintahan Kerajaan Gowa secara modern, dan kemudian mengantar Gowa sebagai kerajaan maritim yang terkenal di wilayah nusantara bahkan sampai ke luar negeri.
Karaeng Tumapakrisi Kallonna tercatat menikah sebanyak 2 [dua] kali. Dialah yang menikah dengan anak Tunilabu ri Suriwa [karaeng]. Mereka memiliki anak : Tunipalangga; Karaeng ri Bone (nama pribadi dari Karaeng ri Bone, semoga saya tidak terkutuk, I Tapacinna); Tunibatta; Karaeng ri Somba Opu, nama pribadinya semoga saya tidak terkutuk, bernama I Sapi. Juga dengan seorang wanita asal Polombangkeng. Seorang anak dari Karaeng Jamarang. Dikaruniai anak : Karaeng Jonggoa. putri lain adalah bernama I Kawateng.
Dialah penguasa [raja] yang mula-mula membuat peraturan, hukum dalam perang. Di masa kepemimpinan Karaeng Tumapakrisi Kallonna ini pulalah nama Daeng Pamatte selaku Tumailalang yang merangkap sebagai Syahbandar, berhasil menciptakan aksara Makassar yang terdiri dari 18 huruf yang disebut Lontara Turiolo [Huruf Makassar Tua].
Dialah penguasa yang menaklukkan Garassiq, Katingang, Parigi, Siang, Sidenreng. Yang menjadikan Sanrabone, Jipang, Galesong, Laba sebagai pengikut. Yang mengambil saqbu katina Bulukumba, Selayar [saqbu kati = bea perang]. Dialah yang menaklukkan Panaikang, Madalloq, Campa [ga]. Membuat perjanjian dengan orang-orang Maros, rakyat Polombangkeng, rakyat Bone. Adapun penguasa rakyat Maros adalah Karaeng Loe ri Pakere. Penguasa rakyat Polombangkeng adalah Karaeng Loe ri Bajeng. Sedangkan penguasa dari orang-orang Bone adalah Boteka (ayah dari Bongkanga).
Penguasa ini dipuji sebagai seorang yang memiliki sifat yang sangat istimewa; sangat cerdas [panrita dudu], sebagai penguasa baik dan adil. Gelarannya-ri juru pakkaraengna disebut I Kare Mannguntungi. Dialah yang membentuk komunitas [kampung] Bontomanaiq. Dia juga disebut Gallarrang Loaya.
Dikatakan, pada masanya, padi tumbuh subur, pun dengan tanaman lainnya [memberikan hasil yang baik]. Ikan yang banyak. Pada masa pemerintahannya ini pulalah orang Jawa yang bernama I Nagalasi datang dan berperang di Pammolikang. Selama tiga puluh enam tahun ia memerintah.
Pada masa Karaeng Tumapakrisi Kallonna inilah Goa dan Tallo berperang. Dimana Tallo didukung oleh rakyat Polombangkeng disebelah selatannya, dan oleh rakyat Maros disisi lainnya. Adapun penguasa [Karaeng] Tallo pada saat itu adalah Tunipasuruq. Nama pribadinya semoga saya tidak terkutuk, I Mangayoaberang. Yang memerintah di Maros disebut Patanna Langkana. Nama-nya setelah meninggal disebut Tumatinroa ri Buluqduaya. Nama pribadinya semoga saya tidak terkutuk, I Mappasomba. Nama kerajaan-Nya [Paddaenganna] I Daeng Nguraga. Dan yang memerintah di Bajeng adalah anak dari Karaeng Loe disebut I Pasairi. Dia adalah kakak I Daeng Masarro. Bersaudara dengan orang-orang [penguasa] yang memerintah di Sanrabone, di Lengkeseq, di Katingan, di Jamarang, di Jipang, di Mandalleq. Mereka tujuh bersaudara; semua memiliki payung kerajaan. Sedangkan Karaeng ini [Karaeng Tumapaqrisiq Kallonna] didukung oleh Gaukang Tallua. Karaeng ri Lakiung dengan Garudaya, rakyat Mangasa, Tomboloq, Saumata, dan Sudiang, di daerah Baroqbosoqlah mereka menyiapkan senjata mereka, berhadapan [berperang melawan] dengan rakyat Polombangkeng. Karaeng sendiri [Tumapakrisi Kallonna] dengan Sulengkaya, bersiap di Rappocini dengan orang-orang dari Sudiang, rakyat Manuju, rakyat Boriqsallo, berhadapan [berperang melawan] dengan rakyat Tallo dengan I Daeng Masarro sendiri yang berdiri langsung terhadap [para Karaeng]. Karaeng ri Data dengan Cakkuridia, Tamamangung serta Paccelekang, Pattalassang, Bontomanaiq, berhadapan dengan [berperang melawan] orang-orang Maros. Setelah pertempuran berkobar dikalahkanlah rakyat Talloq, rakyat Maros, rakyat Polombangkeng. Hingga ketiganya terusir ke kampung halaman mereka masing-masing. Orang-orang [rakyat] Tallo sendiri melarikan diri sampai jauh ke dalam kampung [daerah] Tallo. Hingga kemudian undangan dikirim ke Karaeng Tumapakrisi Kallonna. Untuk Ia dipersilahkan masuk ke Tallo. Selama tujuh [malam] diadakan pesta untuk menghormati beliau. Dari sinilah lahir perjanjian antara Gowa dan Tallo. Ini pulalah yang menjadikan kedua kerajaan ini menjadi satu dengan kesepakatan yang disebut "Rua Karaeng na Se're Ata" (Dua Raja Satu Rakyat). Yang mana mereka semua bersumpah sumpah [Karaeng Gowa dan Karaeng Tallo], juga semua gallarrang yang dilaksanakan di baruga [balai] kerajaan : "Iami anjo nasitalli'mo karaenga ri Gowa siagang karaenga ri Tallo, gallaranga iangaseng ribaruga nikelua. Ia-iannamo tau ampasiewai Gowa-Tallo, iamo nacalla rewata. (Barang siapa yang mengadu domba antara Gowa dan Tallo, dia akan dikutuk dewata)”.
Dikatakan bahwa dalam suasana perang, Dia membuat kesepakatan dengan Datu Luwu Matinroa ri Wajo. Juga dengan Karaenga ri Salumekko yang disebut Magajaya. Sanrabone, Jipang, Galesong, Agangnionjoq, Kawu, Pakombong dan menjadikannya sebagai pengikut Gowa. Dia juga yang pertama mengundang orang Portugis datang ke Gowa [Makassar]. Pada tahun yang sama Dia menaklukkan Garassiq, Malaka juga ditaklukkan oleh Portugis. Dikatakan pula selama Karaeng ini memerintah tidak ada pencuri di negeri ini.
Nama kerajaan-Nya [Paddaengangna] dari Karaeng ini adalah I Daeng Matanre. Nama pribadi-Nya tidak ada yang tahu, di antara semua orang yang ditanya tidak ada yang tahu.
Karaeng Tumapakrisi Kallonna, meninggal karena sakit. Setelah Karaeng Tumapakrisi Kallonna wafat, Dia digantikan oleh anaknya yang bernama Tunipallangga sebagai penguasa [raja] Gowa X. Nama pribadinya semoga saya tidak terkutuk, I Mariogauq. Nama kerajaan-Nya [Paddaenganna] I Daeng Bonto, nama Pakkaraenganna sebelum ia menjadi penguasa adalah Karaeng Lakiyung.** Wassalam, Semoga manfaat...
Sumber : Lontara.
Oleh : A.L.
http://adhiehr.blogspot.co.id/2011/04/karaeng-tumapaqrisiq-kallonna.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar